MEDIASATU.CO – Harga komoditas cengkeh saat ini terus mengalami penurunan. Sebelumnya cengkeh kering dikisaran Rp 56 ribu, kini anjlok harga yang diberikan oleh para pengumpul di Bolaang Mongondow Timur (Boltim) tinggal Rp 53 ribu.
Parahnya lagi, cengkeh putih yang disebut orang Manado cengkeh budo dihargai Rp 15 ribu. Harga yang dianggap kurang baik itu, membuat petani sangat merugi.
“Harganya tergantung kualitas. Kalau untuk cengkih kering kualitas bagus Rp 53 ribu perkilo, tapi kalau cengkeh budo lebih murah lagi. Barusan saya jual diambil dengan harga Rp 15 ribu per kilo,” kata salah seorang petani cengkih di Desa Tutuyan, Rian Modeong, Selasa (4/8/2020).
Menurutnya, jika musim cengkih tiba, perekonomian masyarakat Boltim khususnya masyarakat Tutuyan dapat terbantu dengan pendapatan tambahan dari penjualan cengkih. Bahkan, warga yang tak memiliki kebun saja bisa meraup untung dari hasil memungut cengkih yang berjatuhan.
Tapi sekarang kata dia tidak lagi, selain harganya anjlok cuaca hujan membuat para petani jadi stres karena tidak bisa menjemur buah cengkeh yang telah di panen.
“Panen cengkeh saat ini membuat kami petani jadi stres karena tidak bisa menikmati hasil panen, “ ungkapnya.
Petani lainnya juga mengeluhkan, bahwa curah hujan mengakibatkan buah cengkeh yang masih menggelantung di atas pohon rontok dan berguguran ke tanah.
“Musim hujan sangat berdampak buruk bagi hasil panen karena buah cengkeh mulai rontok akibat diguyur hujan. Sudah capek-capek membuat tangga memanjat pohon terus hasil panen tidak sesuai harapan, “ ungkap Deni Mokodompit, petani di Desa Kayumoyondi.(Nanda Lumanauw)