MEDIAsatu.co – Pohon lamtoro tumbuh subur di Indonesia, bahkan tidak membutuhkan perawatan ekstra untuk membuatnya tetap hidup. Karena ketersediaannya yang melimpah tersebut tak lepas dari makanan tradisional yakni biji lamtoro atau yang kerap disebut pete china.
Di Bolaang Mongondow Timur (Boltim) pohon lamtaro banyak di temui dipinggiran jalan. Namun, sebagian besar warga Boltim hanya memanfaatkan pohon lantoro sebagai kayu bakar.
Disadur dari Merdeka.com, biji yang dihasilkan dari pohon lamtoro ternyata banyak memiliki manfaat, salah satunya bisa dijadikan makanan sehari-hari.
Biji lamtoro tanpa kulit mempunyai kandungan gizi yang terdiri dari kalori 367 kkal, karbohidrat 32,5 g, protein 46,4 g, lemak 5,4 g, kalsium 136 mg, fosfor 441 mg, zat besi 23,3 mg, vitamin A 18900 µg, vitamin B1 0,06 mg, vitamin C 9,3 mg dan air 10,2 g untuk setiap 100 g.
Oleh sebab itu, lamtoro menjadi makanan yang cocok untuk memenuhi asupan nutrisi sehari-hari, yakni Pepes Tahu Lamtoro, Sayur Trancam Lamtoro, Nasi Goreng Lamtoro dan bisa dijadikan sebagai makanan campuran lainnya.
Pantauan MEDIAsatu.co, penjualan biji lamtoro di toko online sangat laku. Biji lamtoro kering kini dijual dengan harga Rp50 ribu sampai Rp70 ribu perkilonya.
Bagi warganet yang tertarik atau mau mencoba berbisnis biji lamtoro peluangnya terbuka. Pasalnya, memiliki penghasilan tak harus menjadi pegawai. Ada banyak jenis usaha yang menjanjikan dan pasti menguntungkan dengan mengandalkan internet.
Redaksi